JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memastikan bencana alam di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat tidak menurunkan kekuatan finansial industri asuransi umum. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menegaskan industri telah memiliki struktur internal yang solid, termasuk dukungan dari reasuransi yang berjalan baik.
“Dengan kejadian klaim ini, apakah menyangkut kekuatan finansial? Saya katakan tidak ada pengaruhnya, karena ini semuanya sudah terstruktur dan kita mempunyai satu backup reasuransi yang cukup baik semuanya,” ujar Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.
Budi juga menekankan bahwa perusahaan reasuransi domestik dan internasional siap menghitung klaim akibat bencana alam. “Tentunya bila nanti ada proses recovery claim dari pihak reasuransi baik dalam negeri maupun luar negeri, semuanya sudah fully aware,” tambahnya.
Menurutnya, nilai klaim akibat bencana alam masih dalam batas ambang toleransi wajar. Hal ini membuat AAUI optimistis kondisi keuangan industri tetap terkendali meskipun terjadi lonjakan klaim.
Estimasi Klaim dan Perlindungan Reasuransi
AAUI mengestimasi total sementara klaim asuransi properti dan kendaraan akibat bencana alam di wilayah Aceh dan Sumatra sekitar Rp567,02 miliar. Estimasi ini didasarkan pada laporan awal dari 39 perusahaan anggota AAUI.
Rinciannya, klaim asuransi properti diperkirakan mencapai Rp492,52 miliar, sedangkan klaim asuransi kendaraan bermotor sekitar Rp74,49 miliar. Budi menegaskan bahwa angka tersebut bersifat dinamis dan masih berpotensi berkembang seiring proses pelaporan dan survei lapangan.
AAUI juga menyoroti peran program retrosesi pada perusahaan reasuransi. Program ini membantu menyalurkan risiko ke pihak ketiga sehingga beban finansial akibat klaim besar dapat diminimalkan.
Dengan mekanisme reasuransi yang matang, industri asuransi umum tetap memiliki cadangan yang memadai untuk menghadapi risiko bencana alam. Hal ini menegaskan ketahanan finansial sektor meski terjadi peristiwa yang memicu klaim masif.
Optimisme AAUI dan Dukungan Infrastruktur Industri
Budi Herawan menilai seluruh mekanisme pengelolaan risiko telah diuji dan berjalan efektif selama bencana. Sistem klaim dan dukungan reasuransi memastikan pembayaran klaim dapat dilakukan tanpa mengganggu operasional perusahaan.
AAUI menegaskan industri asuransi memiliki kesiapan internal yang kuat dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang. Struktur perusahaan, mekanisme retrosesi, dan kolaborasi dengan reasuransi menjadikan industri lebih tangguh dan dapat menjaga kepercayaan nasabah.
Meski bencana alam menimbulkan klaim besar, AAUI optimis industri asuransi tetap stabil dan mampu memenuhi kewajiban. Dukungan reasuransi domestik dan internasional menjadi salah satu faktor utama yang menjaga keseimbangan finansial.
AAUI juga menekankan pentingnya pemantauan klaim secara dinamis. Angka klaim dapat berubah seiring berjalannya proses pelaporan, sehingga perusahaan harus selalu siap menyesuaikan strategi manajemen risiko.
Dengan kesiapan struktur finansial dan dukungan reasuransi, industri asuransi umum di Indonesia mampu menghadapi bencana alam tanpa menimbulkan kekhawatiran berlebihan. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa sektor asuransi tetap menjadi instrumen penting dalam mitigasi risiko nasional.